Minggu, 10 Mei 2009

LOVE, LOVE & LOVE

Cinta bisa jadi merupakan kata yang paling banyak dibicarakan manusia. Setiap orang memiliki rasa cinta yang bisa diaplikasikan pada banyak hal. Wanita, harta, anak, kendaraan, rumah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia. Cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.

Kita sering mendengar kata yang terdiri dari lima huruf: CINTA. Setiap orang bahkan telah merasakannya, namun sulit untuk mendefinisikannya. Terlebih untuk mengetahui hakikatnya. Berdasarkan hal itu, seseorang dengan gampang bisa keluar dari jeratan hukum syariat ketika bendera cinta diangkat. Seorang pezina dengan gampang tanpa diiringi rasa malu mengatakan, “Kami sama-sama cinta, suka sama suka.” Karena alasan cinta, seorang bapak membiarkan anak-anaknya bergelimang dalam dosa. Dengan alasan cinta pula, seorang suami melepas istrinya hidup bebas tanpa ada ikatan dan tanpa rasa cemburu sedikitpun.

Demikianlah bila kebodohan telah melanda kehidupan dan kebenaran tidak lagi menjadi tolok ukur. Dalam keadaan seperti ini, setan tampil mengibarkan benderanya dan menabuh genderang penyesatan dengan mengangkat cinta sebagai landasan bagi pembolehan terhadap segala yang . Allah berfirman:rdilarang Allah dan Rasul-Nya Muhammad
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Ali ‘Imran: 14)

Mengatakan:z dalam haditsnya dari shahabat Tsauban rRasulullah ‘Hampir-hampir orang-orang kafir mengerumuni kalian sebagaimana berkerumunnya di atas sebuah tempayan.’ Seseorang berkata: ‘Wahai Rasulullah, apakah jumlah kita saat itu sangat sedikit?’ Rasulullah berkata: ‘Bahkan kalian saat itu banyak akan tetapi kalian bagaikan buih di atas air. Dan Allah benar-benar akan mencabut rasa ketakutan dari hati musuh kalian dan benar-benar Allah akan campakkan ke dalam hati kalian (penyakit) al-wahn.’ Seseorang bertanya: ‘Apakah yang menjawab:rdimaksud dengan al-wahn wahai Rasulullah?’ Rasulullah ‘Cinta dunia dan takut mati.’ (HR. Abu Dawud no. 4297, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 3610)

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan: “Allah memberitakan dalam dua ayat ini (Ali ‘Imran: 13-14) tentang keadaan manusia kaitannya dengan masalah lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat, dan Allah menjelaskan perbedaan yang besar antara dua negeri tersebut. Allah memberitakan bahwa hal-hal tersebut (syahwat, wanita, anak-anak, dsb) dihiaskan kepada manusia sehingga membelalakkan pandangan mereka dan menancapkannya di dalam hati-hati mereka, semuanya berakhir kepada segala bentuk kelezatan jiwa. Sebagian besar condong kepada perhiasan dunia tersebut dan menjadikannya sebagai tujuan terbesar dari cita-cita, cinta dan ilmu mereka. Padahal semua itu adalah perhiasan yang sedikit dan akan hilang dalam waktu yang sangat cepat.”

Definisi Cinta

Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9)

Hakikat Cinta

Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah

Cinta kepada Allah

Cinta yang dibangun karena Allah akan menghasilkan kebaikan yang sangat banyak dan berharga. Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin (3/22) berkata: ”Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepada mereka:

“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31)

Mereka (sebagian salaf) berkata: “(firman Allah) ‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’, ini adalah isyarat tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan tanda (cinta kepada Allah) adalah , faidah dan buahnya adalah kecintaan Allahrmengikuti Rasulullah maka kecintaanrkepada kalian. Jika kalian tidak mengikuti Rasulullah Allah kepada kalian tidak akan terwujud dan akan hilang.”

Bila demikian keadaannya, maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas binrRasulullah :zMalik
“Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43)

Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara:
Pertama, membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya.
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.
Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan.
Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.
Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya.
Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya.
Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah .
Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia).
Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur.
Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah . (Madarijus Salikin, 3/18, dengan ringkas)
Cinta adalah Ibadah

Sebagaimana telah lewat, cinta merupakan salah satu dari ibadah hati yang memiliki kedudukan tinggi dalam agama sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Allah berfirman:

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.” (Al-Hujurat: 7)

“Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)

adalah hadits Anas yang telahrAdapun dalil dari hadits Rasulullah disebut di atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya.”

Macam-macam cinta

Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam:

Pertama, cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.

Kedua, cinta syirik.
berfirman: Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah

“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Ketiga, cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:

“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)

Keempat, cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman:

“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf: 8)

Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.

Buah cinta

mengatakan: “Ketahuilah bahwa yangtSyaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.” (Majmu’ Fatawa, 1/95)

menyatakan: “Dasar tauhid dantAsy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di ruhnya adalah keikhlasan dalam mewujudkan cinta kepada Allah. Cinta merupakan landasan penyembahan dan peribadatan kepada-Nya, bahkan cinta itu merupakan hakikat ibadah. Tidak akan sempurna tauhid kecuali bila kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya juga sempurna.” (Al-Qaulus Sadid, hal. 110)

Bila kita ditanya bagaimana hukumnya cinta kepada selain Allah? Maka kita tidak boleh mengatakan haram dengan spontan atau mengatakan boleh secara global, akan tetapi jawabannya perlu dirinci.

Pertama, bila dia mencintai selain Allah lebih besar atau sama dengan cintanya kepada Allah maka ini adalah cinta syirik, hukumnya jelas haram.
Kedua, bila dengan cinta kepada selain Allah menyebabkan kita terjatuh dalam maksiat maka cinta ini adalah cinta maksiat, hukumnya haram.
Ketiga, bila merupakan cinta tabiat maka yang seperti ini diperbolehkan.

Makna Waktu

Makna Waktu
Untuk memahami makna satu tahun, tanya seorang siswa yang gagal dalam ujian naik kelas. Untuk memaknai makna satu bulan, tanya seorang bayi yang melahirkan bayi Prematur. Untuk memahami makna satu minggu, tanya seorang editor majalah mingguan. Untuk memahami makna satu hari, tanya seorang pekerja dengan gaji harian. Untuk memahami makna satu jam, tanya seorang gadis yang menunggu Kekasihnya. Untuk memahami makna satu menit, tanya seorang yang ketinggalan Pesawat. Untuk memahami makna satu detik, tanya seorang yang selamat dari kecelakaan. Untuk memahami makna satu milli detik, tanya seorang pelari yang meraih medali perak Olimpiade. Waktu terus berlalu.........Siapkah kita mempertanggung jawabkannya kepada Allah???. Bagaimana kita mempergunakan setiap milli detik yang diberikan-Nya kepada kita???.

Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya', baik dalam perkataan ataupun perbuatan. 2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlaq. 3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber-azam-lah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. 4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuha dan perbanyaklah istighfar. 5. Ingatlah bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu, dan mengetahui apa yang terbesit di hatimu. 6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk. 7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana baik dan mana yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah / syari'at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang tidak punya pendirian. 8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti / mencontohmu dalam mengamalkannya. 9. Peganglah kitab Riyadhush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu [/orang lain] (demikian juga kitab Zaadul Ma'ad oleh Ibnul Qoyyim). 10. Jagalah selalu wudhumu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis. 11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masijid, terlebih lagi shalat "Isya dan Fajr (Shubuh). 12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak/sedap, seperti bawang putih dan bawang merah [termasuk juga petai dan jengkol]. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin lainnya. 13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut. 14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya. 15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jum'at dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Ummu Salma 2 dari 4 23/03/2007 16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu, baik yang telah lalu maupun yang akan datang. [Lengkapilah pula dengan puasa-puasa sunnah yang telah dituntunkan oleh Rasulullah saw]. 17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar'i sebab engkau akan berdosa karenanya. 18. Tegakkanlah shalat malam di bulan Ramadhan (shalat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yanng telah lalu. [Pertahankan pada bulan-bulan berikutnya]. 19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda. 20. Bacalah Al-Qur'an dengan mentadabburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur'an itu menjadi hujjah bagimu di sisi Rabbmu dan menjadi penolongmu di Hari Qiyamat. 21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berdiri. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian. 22. Hadirilah majelis-majelis dzikir, karena majelis dzikir termasuk taman syurga. 23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan. Hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan i tu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis. 24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki (untuk kaum laki- laki) dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan. 25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas, karena keduanya diharamkan untuk laki-laki. 26. Janganlah engkau menyerupai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita- wanita menyerupai laki-laki. 27. Biarkanlah jenggotmu, karena Rasulullah bersabda, "Cukurlah kumis dan panjangkan jenggot" (HR. Bukhari dan Muslim). 28. Janganlah engkau makan, minum [dan berpakaian] kecuali yang halal agar do'amu di-ijabah. 29. Ucapkanlah basmallah ketika engkau hendak makan/minum dan ucapkanlah hamdallah apabila engkau telah selesai. 30. Makanlah, minumlah, ambillah dan berilah dengan tangan kanan. 31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di Hari Qiyamat. 32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridha dan menyuguhkan makanan yang halal untuknya). 33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun menjadi perantaranya, karena pelakunya terlaknat. 34. Janganlah engkau menukar keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah, karena Allah akan murka kepadamu. 35. Taatilah ulil amri (pemerintah) dalam semua perintah yang sesuai dengan syari'at dan do'akan kebaikan untuk mereka. 36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian. "Barangsiapa menyembunyikan persaksiannya, maka hatinya berdosa. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan" (QS. Al-Baqarah: 283). 37. Ajaklah manusia kepada yang ma'ruf (apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya) dan jauhi kemungkaran (apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rosul-http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Ummu Salma 3 dari 4 23/03/2007 Nya). "Dan beramar ma'ruf nahi munkarlah seerta sabarlah terhadap apa yang menimpamu" (QS. Luqman : 17). 38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan, baik yang kecil maupun yang besar. Janganlah engkau bermaksiyat kepada Allah dan janganlah engkau membantu seorang pun dalam bermaksiyat kepada-Nya. 39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berf irman, "Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk- buruknya jalan" (QS. Al-Israa: 32). 40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya. 41. Wajib bagimu untuk silaturahmi dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahmi. 42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu, maka bersabarlah. 43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah. 44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah, karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat. 45. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek. 46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia. 47. Berhiaslah dengan kelemah-lembutan, sabar dan teliti. Hati-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa. 48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik. 49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal. 50. Ucapkanlah salam yang disunnahkan, yaitu "assalamu'alaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja. 51. Janganlah mencela seorang pun dan mensifatinya dengan kejelekan. 52. Janganlah melaknat seorang pun, termasuk hewan atau benda mati. 53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan orang lain, karena hal itu termasuk dosa yang besar. 54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka. 55. Hati-hatilah dengan ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa- apa yang dia benci jika mengetahuinya. 56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim. 57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia, karena hal itu merupakan amalan yang utama. 58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah. 59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta, karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarkan kepada neraka. 60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok orang dengan satu wajah dan data kepada kelompok lain dengan wajah yang berbeda. 61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar. 62. Janganlah menghina orang lain, karena tidak ada keutamaan atas seorang pun kecuali dengan taqwa. 63. Janganlah mendatangi dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan janganlah membenarkan [perkataan/ramalan] mereka. http://www.ummusalma.wordpress.com Maktabah Ummu Salma al-Atsariyah Ummu Salma 4 dari 4 23/03/2007 64. Janganlah menggambar gambar manusia dan binatang [makhluk bernyawa]. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada Hari Qiyamat adalah tukang gambar. 65. Janganlah menyimpan [memajang] gambar makhluk bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu. 66. Tasymit-kanlah orang yang bersin dengan mengucap, "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan , "alhamdulillah". 67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan. 68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena akan menghapuskannya. Hati-hatilah dari menunda-nunda. 69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah. 70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya. 71. Bersabarlah dari segala musibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikmatan yang ada. 72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarkan ilmu. 73. Mohonlah syurga kepada Allah dan berlindunglah dari neraka. 74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah. Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya, keluarganya dan para shahabatnya hingga Hari Qiyamat. (Disarikan dan diterjemahkan dari buletin berjudul 74 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi)

Mengapa Tak Mencoba Tapi Jangan Coba-Coba